Industri kerajinan Indonesia semakin menunjukkan peluang besar untuk menembus pasar Jepang. Konsumen Jepang yang senantiasa mencari produk unik, berkualitas tinggi, dan bernilai budaya, memberikan ruang yang luas bagi kerajinan Indonesia untuk bersaing di negeri bunga sakura.
Beberapa kerajinan tangan yang potensial dan diminati antara lain aksesoris dan fashion item yang terbuat dari bahan tekstil atau tenun lokal, seperti topi tenun dan jahit. Selain itu, produk dekorasi rumah dan kerajinan tangan yang menggunakan bahan alam seperti bambu, kayu, rotan, anyaman, dan lain-lain juga banyak diminati karena nilai seni dan keunikan budaya Indonesia. Meski berukuran lebih besar, furnitur dan kerajinan tangan berbahan kayu dan bahan alam lainnya juga menjadi bagian penting ekspor kerajinan Indonesia ke Jepang.
Konsumen Jepang sangat mementingkan kualitas penyelesaiannilai estetika dan keunikan produk. Oleh karena itu, UKM kerajinan tangan dan usaha mikro, kecil, dan menengah Indonesia perlu mengedepankan kualitas dan membangun merek yang berkonsep “Buatan Tangan”, “Pengrajin”, atau “Terinspirasi oleh budaya”dan standar ekspor yang ketat untuk mampu bersaing di pasar Jepang.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, ekspor produk industri kerajinan Indonesia akan mencapai sekitar US$679 juta pada tahun 2024. Pada triwulan pertama tahun yang sama, volume ekspor kerajinan dan dekorasi rumah sebesar US$35,76 juta, meningkat dibandingkan tahun lalu sebesar 8,15%. Khusus ke Jepang, ekspor kerajinan tangan meningkat sekitar US$6,55 juta pada kuartal ini.
Untuk kategori furnitur dan kerajinan yang lebih luas, ekspor Indonesia pada Januari hingga November 2024 mencapai US$2,22 miliar. Sementara itu, total ekspor berbagai produk Indonesia ke Jepang pada tahun 2024 mencapai rekor tertinggi sebesar 20,71 miliar dolar AS.
Banyak faktor yang mendukung tumbuhnya ekspor kerajinan tangan ke Jepang, salah satunya adalah revisi perjanjian dagang Indonesia-Jepang. Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA). Perjanjian tersebut berpotensi memberikan akses yang lebih baik bagi produk Indonesia ke pasar Jepang.
Menurut dokumen tersebut, ekspor Indonesia ke Jepang diperkirakan akan tumbuh rata-rata tahunan sebesar 11,6% antara tahun 2025 dan 2033. Jika industri kerajinan tangan dapat memanfaatkan momentum ini dengan baik, maka tingkat pertumbuhan tahunan ekspor kerajinan tangan diperkirakan akan mencapai 10% hingga 12% atau lebih tinggi, didukung oleh peningkatan kapasitas produksi, kualitas, desain, sertifikasi, dan promosi yang tepat.
Jika nilai ekspor kerajinan tangan pada tahun 2024 sebesar US$679 juta, dengan tingkat pertumbuhan tahunan konservatif sebesar 10%, maka nilai ekspor pada tahun 2028 dapat mencapai sekitar US$937 juta. Dalam skenario optimis pertumbuhan 12%, ekspor bahkan bisa mencapai $1,07 miliar, meski angka ini masih sangat bergantung pada kondisi pasar, logistik, dan risiko lainnya.
Meskipun terjadi peningkatan ekspor kerajinan tangan, pangsa pasar kerajinan Indonesia di dunia masih relatif kecil, yaitu sekitar 1,25%, menurut Kementerian Perindustrian. Untuk dapat memasuki pasar Jepang, perusahaan seni dan kerajinan harus siap menghadapi persaingan yang ketat, standar kualitas yang tinggi, dan kebutuhan untuk menyesuaikan produknya dengan selera pasar Jepang dalam hal warna, desain, dan fungsionalitas. Infrastruktur ekspor, logistik dan promosi lintas batas, termasuk partisipasi dalam pameran seperti Tokyo International Gift Show pada musim gugur 2025, merupakan faktor penting dalam meningkatkan visibilitas kerajinan Indonesia di Jepang.
Mengingat besarnya potensi pasar Jepang dan kecenderungan konsumen mengapresiasi kerajinan unik dan bernilai budaya, mengekspor kerajinan Indonesia ke Jepang merupakan sebuah peluang nyata.
Data terkini menunjukkan ekspor mencapai ratusan juta dolar. Selama strateginya tepat, saya yakin ekspor ini bisa tumbuh lebih signifikan di masa depan. Sinergi antara pelaku industri kerajinan dan pemerintah menjadi kunci untuk mewujudkan potensi tersebut secara optimal.
Anggota ASEPHI memamerkan produk unggulan di Pameran Gaya Hidup ke-6 Osaka 2025
Clue, Ernov, Kibti Furniture, Lumosh, Newcoral, Saraswati dan banyak anggota Asosiasi Eksportir dan Produsen Kerajinan Indonesia (ASEPHI) lainnya berpartisipasi dalam pameran “6th Osaka Lifestyle Week 2025” yang diadakan di Osaka International Exhibition Center di Jepang dari tanggal 24 hingga 26 September 2025.
Pameran ini merupakan ajang penting untuk memperkenalkan kerajinan tangan dan kebutuhan sehari-hari Indonesia ke pasar Jepang yang memiliki potensi besar. Jepang merupakan pasar strategis dimana konsumen menghargai kualitas, kreativitas dan nilai budaya setiap produk. ASEPHI berharap dapat memperluas jaringan bisnis anggotanya, meningkatkan ekspor dan membangun citra baik produk Indonesia di pasar internasional dengan mengikuti pameran ini.
Baby Jurmawati, presiden kedua ASEPHI dan Wakil Ketua Asia Tenggara, Dewan Kerajinan Dunia Wilayah Asia-Pasifik (WCC-APR) Dikatakan bahwa keikutsertaan dalam pameran ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat posisi kerajinan Indonesia di kancah global. “Kami meyakini pasar Jepang merupakan pasar yang sangat potensial dan strategis bagi produk kerajinan Indonesia. Dengan menggandeng RX Japan, kami optimis produk-produk berkualitas anggota ASEPHI akan diterima dengan baik dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekspor negara.” Dia berkata.
Pameran “6th Osaka Lifestyle Week 2025” diharapkan tidak hanya menjadi ajang promosi, namun juga menjadi motivasi bagi pelaku industri kerajinan Indonesia untuk menjalin kemitraan jangka panjang dengan pembeli dan dealer Jepang. Dengan berbagai produk yang kreatif dan berkualitas, ASEPHI terus berupaya mengangkat produk Indonesia ke level yang lebih tinggi di pasar dunia.
Review Film
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
review anime
Gaming Center
Berita Olahraga
Lowongan Kerja
Berita Terkini
Berita Terbaru
Berita Teknologi
Seputar Teknologi
Berita Politik
Resep Masakan
Pendidikan

