Indeks Khusus Emiten Pariwisata dan Ekonomi Kreatif diharapkan mampu menarik calon investor

Indeks Khusus Emiten Pariwisata dan Ekonomi Kreatif diharapkan mampu menarik calon investor


Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Biro Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendorong penguatan indeks saham sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tanah air dengan membentuk indeks khusus bagi emiten di sektor tersebut. Pembentukan emiten khusus ini diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi besar atau ritel di masa depan.

Adyatama Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Baparekraf “Sandi Uno Weekly Briefing” dilaksanakan dalam format hybrid di Gedung Sapta Pesona Jakarta pada Senin (15/7) Nia Niscaya, Tenaga Ahli Utama Kemenparekraf/2024), di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Upaya pembentukan penerbit parekraf tertulis dijelaskan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani dengan Samuel Sekuritas Indonesia pada 10 Juli 2024.

Pembahasan WBSU fokus pada subindustri ekonomi kreatif yaitu distributor film. “Potensi distributor film sangat besar. Seperti kita ketahui, industri film masih memiliki banyak ruang untuk dikembangkan,” kata Nia.

Salah satu indikatornya adalah meningkatnya jumlah penonton bioskop. Pada semester pertama tahun ini, jumlah penonton film di Indonesia mencapai 40 juta. Diperkirakan akan melampaui rekor tahun 2022 sebanyak 55 juta penonton.

Selain itu, perkembangan ekonomi digital juga memungkinkan film-film yang semula ditayangkan di bioskop dapat ditayangkan pada platform media streaming.

“Tentunya dengan masuknya sektor pariwisata dan industri kreatif di Bursa Efek Indonesia, kami berharap akan memberikan dampak yang lebih besar terhadap perekonomian nasional,” kata Niya.

Direktur Riset Strategis/Baparekraf Agustini Rahayu menjelaskan, kerja sama dengan Samuel Sekuritas bertujuan agar Kemenparekraf mendapatkan wawasan berharga, mendukung pengambilan keputusan, dan memperoleh informasi terkini mengenai pariwisata dan pariwisata. ekonomi kreatif. Penerbit di sektor perjalanan dan kreatif mengembangkan dan menerapkan strategi yang lebih efektif untuk mendorong pertumbuhan industri.

Lebih lanjut Ayu menjelaskan, MoU ini tidak hanya fokus pada sektor perfilman saja, namun seluruh subsektor pariwisata dan ekonomi kreatif. “MoU tersebut terutama membahas tiga hal, yaitu pengembangan indeks emiten pariwisata dan ekonomi kreatif, analisis dan pembahasan tren ekuitas emiten di industri kreatif dan kreatif, serta pembahasan peluang emiten pariwisata dan ekonomi kreatif di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia Bursa Efek,” tambah Ayo.

Zulkifli Harahap, Direktur Pengelolaan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Baparekraf menambahkan, usai penandatanganan MoU, Kemenparekraf bekerja sama dengan Samuel Sekuritas untuk mengklasifikasikan jenis usaha. Diantaranya, peta sebaran emiten mencakup seluruh 13 sektor usaha pariwisata dan 17 subsektor ekonomi kreatif.

“Ada 33 emiten yang sudah terklasifikasi, maka selanjutnya kami akan menyusun indeks untuk mengklasifikasikan emiten-emiten yang sudah terpetakan berdasarkan jenisnya. memungkinkannya dicatatkan di Bursa Efek Indonesia,” kata Zulkifli.

Ekonom Senior Samuel Sekuritas Indonesia Fitrah Faisal Hastiadi mengatakan jika dilihat dari sisi siklis, biasanya industri pariwisata dan ekonomi kreatif masuk dalam kategori emiten siklis. Artinya, industri mampu mewujudkan potensi pertumbuhan ekonominya.

“Bergantung pada kinerja salah satu emiten regional yang bersifat siklis, kita akan melihat tren ekonomi menjadi lebih baik atau lebih buruk setiap tahunnya,” kata Fitela.

Bursa Efek Indonesia (BEI) baru-baru ini memasukkan kategori baru bernama IDX Cyclical 30. Kategori ini merupakan indeks yang sangat siklis dan berfungsi sebagai indeks patroli bagi emiten lainnya. Salah satu yang termasuk dalam kategori ini adalah subindustri film.

“Sangat strategis bila Kemenparekraf melihat kinerja perekonomian, salah satunya kinerja emiten. Jika dilihat secara perilaku, industri ini memang bisa membantu pertumbuhan perekonomian masa depan. Filipina “Ini bukan sekedar indikator utama, ini adalah sumber pertumbuhan dan bahkan sektor yang dapat mengimbangi dampak penurunan ekonomi,” jelas Terra. “

Turut hadir secara offline Zulkifli Harahap, Direktur Pengelolaan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (Ahmad Iqsan)



Berita Terkini

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *