Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi secara resmi membuka implementasi Konferensi Desa Khusus (Musdesus) saat online di Provinsi Benguekulu, dan pada hari Rabu (23/04) di Provinsi Bengkulu, Provinsi Merah dan Putih/Koperatif Kelahan (Kopdes/Kel) di Bengkulu. Hibrida ini adalah tahap awal yang harus dilanjutkan oleh komunitas desa untuk mendukung pembentukan Koppdes/Kel merah dan putih.
Menkop Budi Arie berharap bahwa Musdesus, yang diadakan di 1.341 desa di provinsi Bankuru, tidak hanya simbol, tetapi harus menjadi langkah pertama dalam membangun ekonomi masyarakat dengan cara yang konkret dan mandiri. Musdesus harus menjadi dasar dari semua peralatan di desa untuk memastikan bahwa di masa depan, Kel/Kel Merah Putih memang dapat memiliki dampak positif pada ekonomi desa, terutama di Bengkulu.
Menkop Budi Arie mengatakan: “Kami berharap bahwa koperasi desa khusus ini tidak akan menjadi koperasi papan nama, bukan koperasi yang hanya hidup di atas kertas dan tidak dalam praktik.”
Ditekankan bahwa Kopdes/Kel Merah Putih menjadi alat bagi masyarakat pedesaan untuk berkembang bersama, karena keberadaan Kopdes ini akan menghilangkan peran perantara (tengah), yaitu praktik pinjaman dan pinjaman online (pinjaman). Beberapa unit komersial/bisnis yang dikelola oleh Koppdes/Kel Merah Putih tentu dapat menjamin kebutuhan dasar komunitas desa.
Menkop Budi Arie mengatakan: “Koperasi desa/Kelurahan ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan desa, terutama dalam menghadapi rantai distribusi jangka panjang, modal terbatas dan dominasi perantara, yang menekan harga petani dan menurunkan biaya bagi konsumen.”
Menkop secara optimis mengatakan bahwa jika Kopdes/Kelurahan merah dan putih dilakukan secara profesional dan baik dan berdasarkan prinsip -prinsip manajemen koperasi yang sehat, desa ini akan menjadi sumber kapasitas ekonomi baru negara itu. Selain itu, sains populer ini akan menjadi solusi untuk masalah kemiskinan ekstrem yang telah terjadi di hampir semua desa di Indonesia.
Menkop Budi Arie mengatakan: “Saya percaya bahwa dalam koordinasi dan kerja sama timbal balik antara para partai, Kopdes/Kel merah dan putih mungkin merupakan tonggak baru dalam kebangkitan ekonomi orang -orang Indonesia mulai dari desa, terutama dari Bengkulu.”
Melalui hibrida ini, Menkop Budi Arie berharap menjadi simbol kedaulatan di komunitas desa, terutama merancang masa depannya sendiri. Semua keputusan yang timbul dari Musdesus diharapkan diterapkan secara demokratis sesuai dengan ketentuan Kode Teknis (Pedoman Teknis) dan arahan implementasi yang ditetapkan (Pedoman Operasi).
“Mudah -mudahan, kegiatan ini (Musdesus) akan berjalan dengan sukses dan membawa berkah bagi kita semua sehingga keberadaan Koppdes kemudian akan dapat meningkatkan martabat komunitas Bankuru dan mendorong pertumbuhan ekonomi di desa -desa Bankuru,” katanya.
Pada kesempatan ini, Kepala Desa dan Menteri Pembangunan Yandri Susanto, daerah yang rentan (Mendes PDT). Menteri Yandri berharap Bengkulu bisa menjadi salah satu provinsi yang dapat menunjukkan bahwa Koppdes merah dan putih adalah solusi utama untuk setiap masalah desa.
Mendes Yandri juga memuji dukungan kebijakan pemerintah provinsi Banguru, yang berkomitmen penuh untuk mendukung pembentukan polisi yang dipercepat. Dia optimis tentang sinergi yang baik, dan polisi merah dan putih di Bankuru dapat menjadi sumber kapasitas ekonomi baru untuk pertumbuhan ekonomi regional.
Sementara itu, Gubernur Bankulu Helmi Hasan memperkuat komitmennya untuk berhasil membentuk Kel/Kel Merah Putih di provinsi Bankulu melalui banyak kebijakan yang diidentifikasi. Beberapa dari mereka membantu ambulans di setiap desa untuk membantu penduduk pasien bergerak. Aset ini dapat memperkuat ekosistem Koppdes merah dan putih, terutama untuk unit bisnis farmasi/klinik kesehatan pedesaan.
“Kami juga menganggarkan RP 1 miliar dari APBD untuk memberikan advokasi hukum, bantuan, dan pelatihan bagi penduduk desa sehingga kami tidak memiliki masalah hukum ketika mengelola dana untuk APBN atau APBD,” kata Hermi.
Helmi berharap Kopdes/Kel Merah Putih dapat menjadi jalan pintas bagi pemerintah daerah untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi di daerah mereka. Saat ini, tingkat pertumbuhan ekonomi di provinsi Bankuru kurang dari 5%. Mudah -mudahan, melalui Koppdes, tingkat pertumbuhan ekonomi provinsi akan meningkat menjadi 8%.
“Ketika polisi didirikan, kami harus mencari tahu niat untuk benar-benar membangun koperasi seperti itu menjadi koperasi avant-garde untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%,” katanya. (Achmad Ichsan)