Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenKopUKM) menekankan pentingnya kerja sama antara Pemerintah Daerah (Pemdas) dan berbagai pemangku kepentingan dalam mewujudkan UMKM yang berdaya saing, terutama dalam percepatan pengembangan bisnis UMKM dan mendorong usaha mikro untuk bergerak ke aspek transformasi yang lebih Multi-usaha. Mudah beradaptasi dan kompetitif.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim mengatakan, pengembangan dan pemberdayaan koperasi dan usaha kecil menengah (KUMKM) harus dilakukan secara holistik, mengintegrasikan hulu dan hilir, bagi KUMKM Membangun ekosistem bisnis yang kuat.
“Upaya tersebut didorong oleh kebijakan dan arahan strategis transformasi KUMKM yang tertuang dalam rencana strategis Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,” ujarnya dalam acara bertajuk “Kolaborasi Percepatan Transformasi Usaha Mikro” pada Jumat (Mei). 7 Agustus 2024) di Kolombia Rentalo.
Rencana strategis tersebut meliputi transformasi formal UMKM, transformasi digital UMKM, transformasi UMKM menjadi supply/value chain, koperasi modern sebagai wujud penguatan kelembagaan UMKM, dan pengembangan kewirausahaan produktif.
Strategi transformasi tersebut diwujudkan dalam bentuk rencana/kegiatan strategis yang dilaksanakan melalui kerja sama kementerian/lembaga dan pemerintah daerah serta pemangku kepentingan terkait. “KemenKopUKM tidak bisa berjalan sendiri, sehingga sinkronisasi rencana dan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah serta pemangku kepentingan sangat penting,” ujarnya.
SesKemenKopUKM menyampaikan perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,11% (year-on-year) pada triwulan I tahun 2024 dibandingkan triwulan I tahun 2023. Dari sisi produksi, permintaan dalam negeri cukup kuat, dengan industri pengolahan makanan dan minuman tumbuh sebesar 5,9%, disusul sektor perdagangan yang tumbuh sebesar 4,6% (year-on-year).
“Tentu saja kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi ini tidak terlepas dari peran KUMKM. Lebih dari 64 juta usaha kecil, menengah, dan mikro di berbagai tempat menjadi andalan pertumbuhan ekonomi nasional. “ucap Arif.
Selain itu, program prioritas KemenKopUKM meliputi pendataan KUMKM secara lengkap untuk memperkuat database tunggal yang nantinya dapat digunakan oleh seluruh pemangku kepentingan. SesKemenKopUKM menyampaikan: “Tahun ini kami menargetkan menambah 4 juta data UMKM.”
Kemudian ada rencana pengembangan pabrik produksi bersama/factory sharing untuk membangun ekosistem bisnis hilirisasi UMKM berbasis komoditas berkualitas.
“Gorontalo memiliki komoditas unggulan dari sisi perikanan dan perkebunan, antara lain jagung, kakao, bahkan produk olahan kelapa menjadi komoditas ekspor. Rencana ini mungkin bisa menjadi inisiatif Pemerintah Daerah Gorontalo,” tegas Arif wilayah lain. “
Yang tak kalah penting, kata SesKemenKopUKM, adalah pengembangan Pusat Pelayanan Usaha Terpadu (PLUT) KUMKM di Kabupaten Gorontalo yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan. PLUT hadir sebagai rumah bagi usaha kecil, menengah, dan mikro serta menjadi pionir dalam memberikan layanan bantuan kepada usaha kecil, menengah, dan mikro melalui interaksi langsung.
Sementara itu, Julius, Deputi Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, mengatakan transformasi usaha mikro penting karena jumlah usaha mikro kini telah mencapai 99%. Hal ini memungkinkan usaha kecil dan mikro untuk menempati bagian terbesar dalam struktur usaha utama negara, berkontribusi terhadap pergerakan ekonomi regional dan nasional dalam hal PDB, menyerap tenaga kerja dan mendorong ekonomi digital. “Tetapi kita ingin mengurangi usaha mikro, sehingga perlu kita dorong untuk naik kelas menjadi UKM,” kata Julius.
Namun nyatanya mereka masih menghadapi kendala dari segi pendanaan dan saluran pemasaran ketika mengembangkan usahanya. Padahal, menurut data OJK, sebanyak 47% kebutuhan pembiayaan UMKM belum dipenuhi oleh lembaga jasa keuangan (LJK).
“Kegiatan kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi peran untuk memajukan pengembangan UMKM di daerah secara komprehensif dan berkelanjutan. Kerja sama dan sinergi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan peningkatan kinerja perekonomian. UMKM,” kata Julius.
Dijelaskannya, ada lima kegiatan yang menjadi wadah koperasi untuk memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah di Provinsi Gorontalo, yaitu bantuan KUR kepada usaha mikro, konsultasi pendaftaran sertifikasi produk usaha mikro, konferensi mitra usaha mikro, sumber daya manusia usaha mikro. dan literasi manajemen keuangan dan nasihat hukum bagi UMKM. Tercatat kurang lebih 250 peserta usaha mikro mengikuti kegiatan ini.
“Bagi para peserta usaha mikro yang berpartisipasi, kami berharap semua dapat menyerap ilmu, keterampilan, dan pengalaman dari tuan rumah atau narasumber dan mengikuti kegiatan hingga akhir.”
Plt Gubernur Gorontalo Rudi Salahudin yang hadir pada kesempatan yang sama menyambut baik kegiatan terkoordinasi di Gorontalo. Ia mengatakan, kegiatan transformasi usaha mikro ini merupakan sarana bagi UMKM dan mendukung kemampuan usaha di daerah.
Saat ini, terdapat sekitar 105.509 usaha kecil, menengah, dan mikro di Gorontalo, meningkat 28% dibandingkan tahun 2023 yang jumlah usaha kecil, menengah, dan mikro mencapai 82.000 buah. UMKM Gorontalo didominasi oleh perusahaan-perusahaan industri pangan seperti jagung, gula aren, kopi, dan kerajinan carabo (kain tradisional) yang menjadi unggulan daerah.
“Agenda transformasi UKM Gorontalo sejalan dengan Transformasi Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yang mendorong UMKM beralih dari informal ke formal, dari non-digital ke digital, untuk memasuki rantai pasok dan menciptakan lapangan kerja semoga KUMKM bisa lebih maju lagi,” kata Rudy. (Ahmed Iqsan)